Bedah Buku Investigasi Tempo Di Universitas Budi Luhur
Kolaborasi memerlukan kepercayaan. Dalam wawancara investigasi, kita tidak bisa mencecar, kita harus membuat narasumber percaya dengan kita "Setiap wartawan investigasi, saat akan bertemu narasumber tidak seperti mengintrogasi, kami berbicara yah kaya ngobrol aja," ungkap Mustafa Silalahi, saat seminar bedah buku di Universitas Budi Luhur, Jakarta (15/05/2017).
Tempo saat ini sangat menjaga ekslusifitas, Kami juga sedang berkejasama dengan dua negara yaitu Malaysia dan Taiwan, proyek selanjutnya dua ratus media lebih.
Ada pertanyaan yang diajukan kepada Mustafa Silalahi seperti ini "Bagaimana cara kita sebagai wartawan tempo melakukan tugas investigasi pembunuhan?,"
Lalu ia menjawab "itulah kenapa wartawan investigasi harus memiliki signal yang kuat, jadi ketika ada kasus di sana sini langsung tahu," ujarnya.
Wartawan itu setidaknya tahu sedikit dari banyak hal, misalkan tahu sedikit tentang kasus satu kasus, tetapi bukan satu kasus itu saja yang diketahui, tapi banyak kasus meskipun dari setiap kasus cuma tahu sedikit.
Wartawan sendiri harus memiliki riset atau bekel untuk mewawancari narasumber, jadi saat kita wawancara dengan narasumber kita bisa memilah yang mana jawaban dari narasumber yang kurang tepat, mana yang harus kita tampung ke dalam harian nantinya.
Adapula yang mengajukan pertanyaan seperti ini "kalo misalkan kita telah melakukan penelitian, apakah dokumen-dokumen tersebut boleh kita sebar luaskan?,"
Kemudian ia menjawab "dokumen itu rahasia, kita tidak bisa menyebar luaskan, karena dokumen-dokumen itu memiliki banyak rahasia, seperti nama baik kita, kalian, dan orang lain. Bahkan jika saya boleh beberkan kurang lebih ada 2500 dokter di Indonesia yang menerima suap.
Disambung pertanyaan oleh salah satu peserta "apakah tempo menjaga dokumen itu?"
Kemudian Mustafa Silalahi menjawab "ya betul dokumen tersebut kita simpan rapih, dibawa terus dan di jaga. Ada sebagian rumah saya ada pula yang saya bawa setiap hari. Kami sebagai wartawan tempo juga harus menjaga nama baik orang lain.
Tempo saat ini sangat menjaga ekslusifitas, Kami juga sedang berkejasama dengan dua negara yaitu Malaysia dan Taiwan, proyek selanjutnya dua ratus media lebih.
Ada pertanyaan yang diajukan kepada Mustafa Silalahi seperti ini "Bagaimana cara kita sebagai wartawan tempo melakukan tugas investigasi pembunuhan?,"
Lalu ia menjawab "itulah kenapa wartawan investigasi harus memiliki signal yang kuat, jadi ketika ada kasus di sana sini langsung tahu," ujarnya.
Wartawan itu setidaknya tahu sedikit dari banyak hal, misalkan tahu sedikit tentang kasus satu kasus, tetapi bukan satu kasus itu saja yang diketahui, tapi banyak kasus meskipun dari setiap kasus cuma tahu sedikit.
Wartawan sendiri harus memiliki riset atau bekel untuk mewawancari narasumber, jadi saat kita wawancara dengan narasumber kita bisa memilah yang mana jawaban dari narasumber yang kurang tepat, mana yang harus kita tampung ke dalam harian nantinya.
Adapula yang mengajukan pertanyaan seperti ini "kalo misalkan kita telah melakukan penelitian, apakah dokumen-dokumen tersebut boleh kita sebar luaskan?,"
Kemudian ia menjawab "dokumen itu rahasia, kita tidak bisa menyebar luaskan, karena dokumen-dokumen itu memiliki banyak rahasia, seperti nama baik kita, kalian, dan orang lain. Bahkan jika saya boleh beberkan kurang lebih ada 2500 dokter di Indonesia yang menerima suap.
Disambung pertanyaan oleh salah satu peserta "apakah tempo menjaga dokumen itu?"
Kemudian Mustafa Silalahi menjawab "ya betul dokumen tersebut kita simpan rapih, dibawa terus dan di jaga. Ada sebagian rumah saya ada pula yang saya bawa setiap hari. Kami sebagai wartawan tempo juga harus menjaga nama baik orang lain.
Komentar
Posting Komentar