Tujuh belas karakteristik bahasa jurnalistik
Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan wartawan media masa dalam menyusun, menyajikan, dan menayangkan berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual, penting dan menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat di tangkap maknanya.(Sumadiria, 2010: 1-7). Berikut adalah karakteristik bahasa jurnalistik.
1. Sederhana
memilih kata atau kalimat yang mudah dimengerti oleh sebagian besar khalayak atau pembaca.
Contoh: pemkot DKI akan menggusur rumah para warga yang berada pada bantaran kali ciliwung dan memindahkannya ke rusun
Menjadi: Pemkot DKI akan merelokasi warga di bantaran kali ciliwung ke rusun.
2. Singkat
Langsung menuju kepada pokok masalah atau pembahasan. Bahasa jurnalistik dilarang bertele-tele, tidak berputar-putar, dan tidak menyulitkan pembaca dalam memahami maksud yang ingin disampaikan.
Contoh: Warga setempat risau hari demi hari. Warga yang risau tersebut adalah warga yang berada di bukit duri. Hari demi hari hujan turun lebat sehingga mereka takut banjir datang kembali.
Menjadi: Warga bukit duri takut banjir datang kembali.
3. Padat
Bahasa Jurnalistik harus sarat informasi, artinya setiap kalimat dan paragraf memuat banyak informasi penting dan menarik, serta layak untuk disajikan kepada pembaca.
Contoh: kopi mengandung banyak kaffein karena itu tidak baik jika dikonsumsi terlalu banyak.
4. Lugas
Tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan pembaca dalam memahami maksud yang ingin disampikan dalam sebuah berita
Contoh: Selama ini ia dikenal sebagai orang yang besar kepala
Menjadi: Selama ini ia dikenal sebagai orang yang tidak mau mengalah.
5. Jelas
Mudah dipahami atau ditangkap maksudnya, tidak baur, atau dengan kata lain jelas susunan kalimat sesuai dengan kaidah subjek-predikat-objek-keterangan (SPOK)
Contoh: Utama penyebab banjir sampah yang menumpuk
Menjadi: Sampah yang menumpuk mejadi penyebab banjir.
6. Jernih
Tidak menyembunyikan sesuatu yang bersifat negatif seperti fitnah atau berperasangka
Contoh: wahidin dan rano karno mengadakan rapat pertemuan walaupun mereka masih musuh
Yang sebenarnya terjadi tidak ada konflik lagi diantara wahidin dan rano karno
7. Menarik
Mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, atau membuat pembaca penasaran sehingga timbul rasa ingin terus membaca
Contoh: messi vs Ronaldo siapakah yang akan menjadi pemain terbaik musim ini?
8. Demokratis
Bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau dapat diartikan penyamarataan status sosial. Bahasa jurnalistik memperlakukan siapa pun secara sama rata,
Contoh: Pagi ini Pak presiden Jokowi akan blusukan ke bukit duri
Menjadi: Pagi ini Jokowi akan blusukan ke bukit duri.
9. Populis
Setiap diksi atau kata, istilah, atau kalimat apa pun bentuknya harus akrab di telinga, di mata, dan di benak pikiran khalayak, pendengar, pemirsa, atau pembaca
Contoh: Pilgub banten putaran kedua mengadakan satu kali sawala lagi
Menjadi
Pilgub banten putaran kedua mengadakan satu kali debat lagi.
10. Logis
Apa pun yang ada dalam kata, istilah, kalimat, atau paragraf dalam karya jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat.
Contoh: Bangbang pamungkas gagal memasukkan bola ke gawang lawan karna tendangannya melambung tinggi mengganggu penerbangan domestik
Menjadi
Tendangan BP tidak masuk karna terlalu tinggi.
11. Gramatikal
Kata, istilah, atau kalimat apapun yang dipakai dan dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku
Contoh: classic di tutup karna banyak ditemukan pemakai narkoba
12. Menghindari kata tutur
Menghindari bahasa sehari-hari secara informal, misalnya kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan di warung kopi, terminal, bus kota, atau di pasar.
Contoh: Seorang siswa SMA diperkosa di dalam metro mini
Menjadi: Seorang siswa SMA dilecehkan di dalam metro mini.
13. Menghidari kata dan istilah asing
Tidak terlalu banyak menggunakan istilah asing. Selain tidak informatif dan komunikatif juga membingungkan pembaca
Contoh: Jokowi memberikan bike untuk everyone yang bisa menjawab pertanyaannya
Menjadi: Jokowi memberikan sepeda untuk siapapun yang bisa menjawab pertanyaannya.
14. Pilih kata (diksi) yang tepat
Setiap kalimat yang disusun tidak hanya harus produktif tapi juga tidak boleh keluar dari asa efektifitas, artinya pemilihan setiap kata yang digunakan untuk sebuah berita harus tepat
Contoh: Penyiksaan dilakukan lantaran dendam pribadi
Menjadi: Penganiayaan terjadi lantaran dendam pribadi.
15. Mengutamakan kalimat aktif
Kalimat aktif lebih disukai oleh pembaca ketimbang kalimat pasif, maka disarankan menggunakan kalimat aktif dalam bahasa jurnalistik
Contoh: Secara sadis korban dibunuh pelaku
Menjadi: Pelaku membunuh korban dengan sadis.
16. Menghindari kata atau istilah teknis
Sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut, Sebagai contoh, berbagai istilah teknis dalam dunia kedokteran.
Contoh: Di malaysia, Mangifera Indica berbuah sekali dalam setahun
Menjadi: Di malaysia, mangga berbuah sekali dalam setahun.
17. Tunduk pada kaidah etika
Tunduk pada kaidah etika adalah salah satu fungsi utama pers yaitu, edukasi, mendidik, fungsi ini bukan saja harus tercermin pada materi atau isi berita, laporan gambar, dan artikel-artikelnya, melainkan harus tampak pada bahasanya.
Contoh : Pagi ini rano karno mengunjungi wahidin, dalam rangka memberikan selamat atas kemenangan wahidin di pilgub banten.
Komentar
Posting Komentar