Racmat dua kali selamat dari tsunami Palu dan Aceh

Foto kota Palu setelah diterjang Tsunami dan gempa.

Baru - baru ini Indonesia diderai air mata. Terjadinya gempa bumi disertai tsunami kembali menerjang tanah air. Palu menjadi kota yang kembali diterjang bencana, pada jumat (28/9) 2018 jam 17.30, kota digoyang gempa dengan kekuatan mencapai 7 sekala richter, dan diterjang tsunami dengan ketinggian 5 meter.

Dibalik cerita sedih yang dialami kota palu, ada pengalaman beruntung dari salah satu warga aceh, yaitu rahmat saiful bahri, seorang yang beruntung selamat saat gempa dan tsunami menerjang kota palu.

Foto rahmat saiful bahir, korban selamat gempa dan tsunami, Kota Palu.

Rahmat pria berusia 50 tahun itu datang ke palu, yaitu untuk  menghadiri lokakarya nasional best practice implementasi penguatan peran tokoh informal dan lembaga adat, sebuah acara tentang peran adat tradisional daerah dalam kebudayaan Indonesia.

ia datang di acara itu Sebagai Kepala Sekretariat Majelis Adat Kota Banda Aceh.

Ketika itu iya tiba di Palu pada kamis (27/9), sehari sebelum kejadian naas menimpah dia, ia sempat bermalam di wisma dekat bandara.

pada hari berikutnya jumat, Ia pun pindah ke hotel Swiss Belhotel tempat berlangsungnya acara. Setelah menyelesaikan registrasi sebagai peserta dan chek-in di hotel yang terletak tak jauh dari tepi pantai Palu.

Pengalaman sebagai salah satu korban selamat saat tsunami Aceh 2004, membuatnya bergerak cepat.

"Ketika gempa itu, saya sudah terpikir akan terjadi tsunami, (karena letak hotel dia tempati dekat dengan pantai). Maka dari kamar hotel yang berada di lantai tiga, saya bukan lari keluar, tapi berusaha lari ke lantai lima untuk menyelamatkan diri, dari kemungkinan tsunami," katanya.

Saat ia menaiki tangga menuju lantai lima, Beberapa orang mengikuti jejaknya, sampai ke atas, Bahkan ada yang naik melalui jendela.

Diatas sudah ada orang, dan beberapa saat kemudiam tsunami pun terjadi.

"Kita lihat ombak mungkin tingginya tiga meter, menggulung arah daratan, menghempas hotel kami," kata Rahmat.

saat itu juga ia menyerukan kepada orang yang berada di hotel tempat ia menginap, untuk tidak turun kebawah, seperti yang dikatakan Rahmat, "sudah saya serukan jangan turun, karena panik mereka tetap turun, akhirnya jadi korban saat air bah sampai ketepian,".

Dengan bebekal pengalaman sebelumnya, rahmat sangat bersyukur karena bisa selamat kembali, terutama dari tsunami yang menerjang kota palu saat itu.

Setelah air bah surut sampai sekitar 30 cm, rahmat dan beberapa orang yang selamat memberanikan diri untuk turun, "Masih ada air, ketinggiannya tinggal sekitar 30 cm, tapi sudah tenang. Lalu kami bersama yang lain lari ke Bukit Sirei yang jaraknya sekitar dua kilometer dari hotel," katanya, ia khawatir takut ada tsunami susulan.

"Bukit Sirei tingginya sekitar 50 meter", kata rahmat. Setelah beberapa jam berada dibukit, rahmat dan beberapa korban selamat yaitu sesama peserta lokakarya dari luar Sulawesi, langsung mencari cara untuk terbang dari Palu.

"Jadi semua orang berinisiatif untuk pergi ke bandara," kata Rahmat. Bandara Mutiara Sis Al-Juffrie berjarak 10 km dari tempat mereka.

Mereka jalan ber jam - jam, menembus lumpur, dan berbagai jenis sampah. Terdapat Jenazah manusia dan bangkai hewan tampak tergeletak akibat tsunami.

Sesampainya mereka dibandara, benar sudah banyak orang mengantri, dengan harapan sama, untuk pergi dari kota palu secepat - cepatnya.

Keramaian bandara Mutiara Sis Al-Jufrie setelah tsunami dan gempa, di palu sulawesi tengah.

Dengan jumlah pesawat yang tidak seimbang, Rahmat harus menunggu selama tiga hari, lantaran gempa terus terjadi. "Semua orang kesulitan, tidak ada bantuan, tidak ada makanan. Keributan mulai terjadi, karena semua yang ada di situ ingin keluar dari wilayah Palu, Syukurnya, pada hari keempat, saya mendapat giliran, dievakuasi ke Makassar, lalu Jakarta. Dan Alhamdulillah, akhirnya tiba kembali ke Aceh," kisah Rahmat.

Dari pengalaman gempa dan tsunami di Aceh, rahmat bersyukur karena mendapatkan selamat untuk kedua kalinya.

Pengalaman itulah yang membuatnya bisa mengendus bahaya, Jumat pekan lalu, ketika gempa terjadi.


Tentu saja, Rahmat berharap peristiwa Palu merupakan tsunami terakhir yang dialaminya, dan tak akan pernah mengalami untuk ketiga kalinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Script berita dan tambahan requestan lagu

Singapore meluncurkan pesawat dengan rute terpanjang

Bahasa jurnalistik menurut saya